Proses Bisnis

 PROSES BISNIS DAN RISIKO BISNIS 

A. Proses Bisnis 

        Suatu  proses  bisnis  adalah  sekumpulan  tugas  yang  saling  berhubungan  yang berujung pada penyerahan barang atau jasa kepada klien. Proses harus meliputi beberapa masukan tertentu dan satu keluaran. Audit  internal  mempelajari  proses  ini,  dalam  penugasan  asurans  untuk  melihat potensi  kekeliruan  atau  kemacetan  dalam  proses  yang  bisa  berdampak  pada  hasilnya (output) atau ketepatan waktu dari output (output yang sama, tetapi dihasilkan lebih lama dengan  risiko  pada  tambahan  biaya  dan/atau  kehilangan  kesempatan  menjual  output tersebut). Ada  dua  pendekatan  yang  dapat  ditempuh  auditor  internal  dalam  mempelajari proses bisnis. Kedua pendekatan itu adalah: 

1. Top Down Approach (Pendekatan dari atas ke bawah) 

        Dalam  Top  Down  Approach,  auditor  internal  melalui  pekerjaannya  dari tingkat  organisasi  yakni  dari  apa  yang  menjadi  tujuan-tujuan  organisasi. Kemudian,  dilanjutkan  dengan  menentukan  proses-proses  kunci  yang mendukung tercapainya tujuan-tujuan organisasi tersebut. Sesudah  menentukan  proses-proses  kunci,  auditor  internal  menganalisis proses-proses kunci ini dengan melihat ke dalam sub-sub proses atau bagian-bagian proses yang lebih rinci. Pada titik ini, auditor internal telah mencapai tingkat kegiatan.  Top  Down  Approach  biasanya  dilakukan  oleh  tim  auditor  yang mempunyai perspektif menyeluruh tentang organisasi, tetapi tidak menguasai secara  rinci  masing-masing  area  kegiatan.  Jadi,  ada  potensi  terlewatkannya proses-proses  tertentu  yang  ternyata  menentukan  dalam  pencapaian  tujuan organisasi. 

2. Bottom Up Approach (Pendekatan dari bawah ke atas) 

        Bottom  Up  Approach  dimulai  dengan  mengamati  semua  proses  pada tingkat  kegiatan.  Pendekatan  ini  mewajibkan  setiap  area  dalam  organisasi mengidentifikasi  dan  mendokumentasi  semua  proses  dimana  semua  area 


PROSES BISNIS DAN RISIKO BISNIS 

A. Proses Bisnis

        Suatu  proses  bisnis  adalah  sekumpulan  tugas  yang  saling  berhubungan  yang berujung pada penyerahan barang atau jasa kepada klien. Proses harus meliputi beberapa masukan tertentu dan satu keluaran. Audit  internal  mempelajari  proses  ini,  dalam  penugasan  asurans  untuk  melihat potensi  kekeliruan  atau  kemacetan  dalam  proses  yang  bisa  berdampak  pada  hasilnya (output) atau ketepatan waktu dari output (output yang sama, tetapi dihasilkan lebih lama dengan  risiko  pada  tambahan  biaya  dan/atau  kehilangan  kesempatan  menjual  output tersebut). Ada  dua  pendekatan  yang  dapat  ditempuh  auditor  internal  dalam  mempelajari proses bisnis. Kedua pendekatan itu adalah : 

1. Top Down Approach (Pendekatan dari atas ke bawah) Dalam  Top  Down  Approach,  auditor  internal  melalui  pekerjaannya  dari tingkat  organisasi  yakni  dari  apa  yang  menjadi  tujuan-tujuan  organisasi. Kemudian,  dilanjutkan  dengan  menentukan  proses-proses  kunci  yang mendukung tercapainya tujuan-tujuan organisasi tersebut. Sesudah  menentukan  proses-proses  kunci,  auditor  internal  menganalisis proses-proses kunci ini dengan melihat ke dalam sub-sub proses atau bagian-bagian proses yang lebih rinci. Pada titik ini, auditor internal telah mencapai tingkat kegiatan.  Top  Down  Approach  biasanya  dilakukan  oleh  tim  auditor  yang mempunyai perspektif menyeluruh tentang organisasi, tetapi tidak menguasai secara  rinci  masing-masing  area  kegiatan.  Jadi,  ada  potensi  terlewatkannya proses-proses  tertentu  yang  ternyata  menentukan  dalam  pencapaian  tujuan organisasi. 

2. Bottom Up Approach (Pendekatan dari bawah ke atas) Bottom  Up  Approach  dimulai  dengan  mengamati  semua  proses  pada tingkat  kegiatan.  Pendekatan  ini  mewajibkan  setiap  area  dalam  organisasi mengidentifikasi  dan  mendokumentasi  semua  proses  dimana  semua  area tersebut  terlibat  atau  bertanggung  jawab.  Proses-proses  ini  kemudian dihimpun sampai ke tingkat organisasi. Pendekatan ini sangat efektif untuk organisasi  yang relatif kecil, namun kurang  efektif  untuk  organisasi  yang  kompleks  dan  relatif  besar.  Dalam organisasi yang kompleks dan relatif besar, tim audit akan kewalahan dalam menentukan  prioritas  satu  proses  terhadap  proses  yang  lain,  karena pentingnya  suatu  proses  akan  berubah  ketika  menaiki  tingkat  yang  lebih tinggi dalam organisasi. 


B. Penyempurnaan Proses Bisnis 

            Audit internal bisa memberikan dampak besar dalam meningkatkan proses bisnis. Keinginan  para  pemimpin  korporasi  agar  para  auditor  internal  membantu  peningkatan sukses bisnis, terus-menerus mereka utarakan. Audit internal dapat menerapkan berbagai pendekatan dalam menangani proyek-proyek perbaikan proses bisnis berdampak tinggi. 

1. Pilih  proses  yang  tepat.  Audit  internal  dapat  memlai  proses  perbaikan  ini dengan memilih area bisnis yang dapat meningkatkan nilainya. 

2. Peroleh  dukungan pimpinan.  Sekalipun sudah  ada  consensus  bahwa  suatu proses  memerlukan  perbaikan,  tim-tim  yang  menangani  proyek  sering  kali mengalami  resistensi  dari  peserta  lain  untuk  melakukan  perubahan.  Audit internal dapat membantu mengatasi perlawanan ini dengan meminta pimpinan mendukung atau mensponsori proyek perbaikan ini. 

3. Isi  proyek  dengan  tenaga  yang  diperlukan.  Tim-tim  audit  memerlukan tenaga-tenaga terlatih dengan keahlian yang tepat untuk mengerjakan analisis proses bisnis dan menyelesaikan proyek dengan berhasil. 

4. Tetapkan  tolak  ukur.  Auditor  internal  mempunyai  alat  pengukur  selama proyek berlangsung. 

5. Identifikasi  peluang-peluang  untuk  perbaikan.  Lakukan  gap  analysis  dan process analysis  yang memungkinkan  audit  internal mengidentifikasi adanya ketidakefisienan,  tugas-tugas  yang  tidak  mempunyai  nilai  tambah,  dan peluang lain untuk perbaikan 

6. Lakukan  pengujian  transaksi.  Ada  fokus  tambahan  dalam  pengujian transaksi ini, yakni menilai efektivitas proses, biaya dan efisiensi, disamping efektivitas pengendalian. 

7. Pahami  akar  permasalahannya.  Tim  proyek  audit  internal  harus  menggali ke bawah permukaan persoalan untuk memahami akar permasalahannya atau the root cause. 

8. Cari  jalan  keluar;  pecahkan  masalahnya.  Beberapa  fungsi  audit  internal mengembangkan  sendiri  usulan-usulan  pemecahan  masalah,  kemudian menyajikannya kepada pemilik proses. 

9. Ceritakan  kisah  bisnisnya.  Pendekatan  terbaik  dalam  pelaporan  proyek perbaikan  proses  ialah  membuat  laporannya  tetap  ringkas  namun  masih menceritakan “kisah bisnis”. 

10. Atur  dengan  baik  penyampaian  pesannya.  Ketika  akan  menerbitkan laporan  proyeknya,  audit  internal  melakukan  pertemuan  tatap  muka  dengan para eksekutif yang akan menerima laporan tersebut. Auditor  menjadi  penasihat  dalam  upaya-upaya  perbaikan,  mereka  menjadi improvement advisors. 

        Sifat independen, keahlian dalam analisis proses, dan pengetahuan yang mendalam tentang prosedur dan operasi perusahaan, merupakan gabungan ideal dari talenta  yang  diperlukan  untuk  memberikan  jasa  berkualitas  tinggi  untuk  menangani penyempurnaan proses bisnis. Karena  telah  mengenal  dengan  baik  bisnisnya,  fungsi  audit  dapat  menemukan akar  permasalahan  dengan  cepat,  dan  memberikan  advis  yang  terukur,  tailored  and specific.



https://www.studocu.com/id/document/universitas-muhammadiyah-jakarta/audit-internal/proses-bisnis-dan-risiko-bisnis/46800201


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lines Of Model